Ticker

6/recent/ticker-posts

Benteng Belanda Batarai di Blok Pangaduan Pasir Hayam Desa Mekarjaya Kecamatan Sumedang Utara



Perang dunia satu yang terjadi sekitar tahun 1914 hingga 1918, benteng benteng menjadi saksi bisu kekuatan Pasukan Belanda saat menduduki wilayah Sumedang kala itu. Salah satunya adalah Benteng Batarai.

Strategi Belanda yang hebat hingga mampu membuat benteng benteng pantauan hingga pertahanan kebanyakan berada di atas ketinggian.

Benteng Batarai atau lebih dikenal dengan nama Situs Batarai salah satunya. Benteng tersebut terletak di atas puncak bukit di Desa Mekarjaya, Kecamatan Sumedang Utara. Akses untuk mencapai lokasi bekas Benteng Belanda jalan dilalui sudah baik, walaupun ruas jalannya sempit dengan untuk kendaraan roda empat.

Dari lokasi benteng dapat terlihat Pusat Kota Sumedang, Gunung Tampomas, Gunung Kacapi, Gunung Kareumbi, Puncak Gunung Ceremai, liukan Jalan Tol Cisumdawu, perairan Indramayu dan tampakan pemandangan alam lainnya.


Tercantum dalam prasasti yang tertera di gapura sebelum memasuki benteng Batarai  merupakan Benteng Peninggalan Belanda yang dibangun pada sekitar tahun  1911 – 1914. Sementara sumber leterasi yang jelas terkait sejarah keberadaan benteng tersebut cukup sulit untuk ditemukan.

Dari pengamatan di lokasi, Benteng Batarai secara bentuk menyerupai Benteng Pertahanan yang terdapat di Bukit Pasir Kolecer dan Pasir Laja. Persamaan itu terletak pada pos pantau yang dimilikinya. Bedanya, Benteng Batarai terlihat sangat sederhana. Dimana benteng tersebut tidak memiliki sebuah bunker atau bangunan lainnya hanya ada pos pantau saja. Sementara lahan di sekitarnya di duga adalah lahan bekas perkebunan. 

Tak jauh berbeda dari benteng benteng lainnya, Benteng Batarai memiliki pos pantau serta ruang bidik, namun dengan jendela tempat penyimpanan senjata,

Benteng Batarai sendiri terlihat sangat sederhana. Dimana benteng tersebut  tidak memiliki sebuah bunker atau bangunan lainnya hanya  ada pos pantau saja.

Benteng tersebut memiliki dua pos pantau yang berbentuk trapesium. Di kedua sisi kiri dan kanan memiliki ruang kotak berukuran sekitar 1/2 x 1 meter yang konon jadi tempat amunisi dan persenjataan. 

Sementara bagian menganga di tengahnya dijadikan sebagai tempat berjaga dan pemantauan prajurit Belanda. Kedua pos pantau itu dapat memantau wilayah pusat kota Sumedang, kawasan Cimalaka bahkan hingga pantai Indramayu.

Benteng Belanda Batarai kini telah menjadi salah satu obyek wisata situs yang ada di Kabupaten Sumedang. 

Sebenarnya tidak terlalu jauh dari Benteng Batarai terdapat peninggalan Belanda lainnya, yakni sebuah bunker atau warga menamainya Goa Peteng. Bunker itu terletak di Desa Sukamaju, Kecamatan Sumedang Utara. Hanya saja bunker tersebut sebagian besarnya masih terkubur oleh lapisan tanah.

"Disebut Goa Peteng karena ruangannya gelap, dulu ada semacam besi rel-rel di bangunan itu namun pas sudah merdeka rel-rel itu dijadikan jembatan oleh warga," paparnya.

Kawasan Benteng Batarai sendiri dulunya merupakan sebuah pemukiman warga bernama Kampung Baru. Namun sejak adanya tragedi DI/TII, semua warga meninggalkan pemukiman itu.

"Iya disana dulu ada kampung namanya kampung Baru," Kata Pak Dudung.

"Rencananya kawasan Benteng Batarai selain jadi situs sejarah, juga akan dijadikan sebagai kawasan agrowisata, ke depannya kawasan benteng akan dikembali seperti semula, diatas ada tempat peneropongan dan sekarang di sekitar kawasan benteng mulai ditanami buah-buahan seperti duren dan rambutan. Benteng Batarai sendiri, pengelolaannya dilakukan oleh Desa Mekarjaya. Kawasan Benteng Batarai memiliki luasan total sekitar 5 hektar, sedangkan bentengnya sendiri luasnya sekitar 100 meter persegi," Katanya.

Posting Komentar

0 Komentar