Ticker

6/recent/ticker-posts

Sumur di Pendopo Tegalkalong dan Mesjid Agung Tegalkalong Kelurahan Situ Kecamatan Sumedamg Utara

1. Sumur di Pendopo Tegalkalong
Sumur di Pendopo Tegalkalong ini juga berada di dalam lokasi Pendopo Kecamatan Tegalkalong yang sudah ada sejak jaman Pangeran Soeriadiwangsa (Rd. Aria Soeriadiwangsa), ketika memerintah di Tegalkalong, sedangkan Pangeran Rangga Gede sebelumnya memerintah di Canukur Sukatali, 1601 – 1625, sebelum Rd. Aria Soeriadiwangsa dimintai bantuan oleh kesultanan Mataram untuk menguasai/menundukkan 6 kerajaan kecil di Bangkalan Madura. Namun sepulangnya dari Madura malah beliau mendapat peristiwa yang naas dihukum oleh Sultan Agung, karena hasutan Bupati Purbalingga


2. Mesjid Agung Tegalkalong
Mesjid Agung Tegalkalong, merupakan yang tua sebelum direnovasi berbarengan dengan pembangunan Mesjid Agung Sumedang pada tahun 1850 di bawah kepemimpinan Pangeran Soegih, mesjid Tegalkalong ini menjadi saksi bisu telah terjadinya tragedi berdarah di saat umat islam Sumedang menunaikan Salat Idul Fitri dan bisa dikatakan masjid ini salah satu saksi sejarah perkembangan Kerajaan Sumedanglarang di jaman dulu tahun 1600-an,ketika pusat pemerintahan kerajaan Sumedanglarang dipindahkan dari Dayeuh Luhur ke Tegalkalong sebagai Ibu Kota Kerajaan.


Rd. Aria Soeriadiwangsa (Rangga Gempol) yang menggantikan Ayah handanya Prabu Geusan Ulun (Rd. Angka Wijaya) memerintah, maka dibangunanlah masjid yang berbentuk bangunan permanen segi empat berukuran 22 x 8 m pada tahun 1600-an. Ruang utamanya dilengkapi dengan pintu-pintu dan jendela-jendela. Masjid ini beratap tumpang yang disangga empat tiang utama atau saka guru dengan puncaknya dilengkapi dengan mustaka.

Selain ruang utama, masjid dilengkapi juga dengan teras dan tempat wudhu. Pada bagian masjid terdapat halaman yang dilengkapi dengan pagar keliling dengan dua pintu. Semula masjid merupakan bangunan rumah panggung, dinding dari anyaman bambu atau bilik. Setidaknya masjid telah mengalami 5 kali pemugaran.

Ada satu peristiwa sejarah yang cukup penting di masjid Tegalkalong yaitu ketika hari jumat hari Idul Fitri ketika Shalat Ied 16 Nopember tahun 1786 terjadi serangan tentara mendadak oleh  pasukan sewaan orang  Banten, Bali dan Bugis yang dipimpin oleh Cilik Widara (Ngabehi Satjaparana) dan Tjakrajoeda (Gagak Pranala).

Serangan dilakukan ketika Bupati, Pangeran Panembahan dan para pejabat serta masyarakat sedang menjalankan shalat Hari Raya Idul Fitri Pada hari Jumat 16 Nopember tahun 1786, yang mengakibatkan banyak jatuh korban di pihak Sumedang diantaranya Pangeran Tumenggung Tegal Kalong (Rd. Aria Koesoemah) adik Dipati Ari Soeriadiwangsa (Rangga Gempol), Rd. Aria Sacapati, Rd. Mas Alom, Jagasatroe Santapoera, Rd. Dipa, NM. Bajoen dsb.

Posting Komentar

0 Komentar