Ticker

6/recent/ticker-posts

Gunung Kacapi Desa Bojongjati Kecamatan Sumedang Utara



Gunung Kacapi merupakan sebuah gunung kecil yang berada di sebelah utara kota Sumedang. Tepatnya berlokasi di wilayah Desa Kebon Jati Kecamatan Sumedang Utara. Gunung ini termasuk gunung kecil dan tidak terlalu tinggi, sehingga lebih mirip sebagai bukit. Ketinggiannya sekitar 678 meter di atas permukaan laut.

Gunung Kacapi memiliki tebing yang curam di sebelah timurnya. Tebing dengan ketinggian sekitar 50 meter ini tersusun dari bebatuan andesit yang memiliki variasi tebing vertikal juga memiliki overhang dan karakteristik slap.

Sudah cukup banyak jalur yang biasa dilalui untuk menuju lokasi. Tebing ini banyak hangernya. Sehingga bisa dijadikan jalur untuk olah raga panjat tebing. Hanger ini ditancapkan menggunakan bor sehingga tambatannya kuat untuk digunakan panjat tebing yang nyaris berdiri tegak.

Orang Sumedang percaya, bahwa Gunung ini adalah bagian dari Sejarah Kerajaan Sumedang yang tersisa. Konon katanya, di Gunung ini, Para Raja menghabiskan waktunya untuk berburu. Sisa-sisa tempat peristirahatannya kemudian menjadi situs yang saat ini sedang dalam proses pelestarian.

Satu-satunya kepastian saat ini, adalah Gunung Kacapi akan dijadikan sebagai salah satu destinasi Wisata untuk Camping. Hal ini wajar, jika melihat potensi alamnya yang begitu indah.

Gunung Kacapi adalah salah satu potensi untuk dikembangkan menjadi Arena camping, Destinasi Wisata Budaya, karena memiliki nilai sejarah yang tidak bisa dilupakan. Apalagi Sumedang sebagai Puser Budaya Sunda.


Sasakala Gunung Kacapi 
Sasakala Gunung Kacapi di Desa Bojongjati kecamatan Sumedang Utara kenapa diberi Gunung Katjapi, gunung Cadas batu tersebut?

Jaman dahulu sekali kemungkinan daerah gunung kacapi termasuk wilayah Jaman Medang Kahyangan, jaman Pangiring Medal Kamulyan ti Salakanagara, jaman Medang Kamulan Tembong Agung dan jaman Sumedanglarang, yang dibatasi dengan wilayah Galuh yaitu Sungai Cipeles.

Pengambilan nama Gunung Kacapi karena berkaitan dengan alat waditra musik pada jaman pajajaran, seperti yang tersirat nama-nama alat perangkat musik pada Sanghyang Siksa KandaNg Karesyian, dan  disamping gunung kacapi ada Gunung Goong, dan Gunung Pabeasan sebagai pelengkap pada upacara atau adat pada jaman Pajajaran. Gunung Kacapi sebelumnya bernama Gunung Semar, Semar sebagai istilah sang Hyang Ismaya Jati atau Nabi Syits.

Tak banyak yang penulis ketahui mengenai sejarah Gunung Kacapi.  Gunung Kacapi merupakan sebuah gunung kecil yang berada di sebelah utara kota Sumedang. Tepatnya berlokasi di wilayah Desa Kebon Jati Kecamatan Sumedang Utara. Gunung ini termasuk gunung kecil dan tidak terlalu tinggi, sehingga lebih mirip sebagai bukit. Ketinggiannya sekitar 678 meter di atas permukaan laut.

Gunung Kacapi memiliki tebih yang curam di sebelah timurnya. Tebing dengan ketinggian sekitar 50 meter ini tersusun dari bebatuan andesit yang memiliki variasi tebing vertikal juga memiliki overhang dan karakteristik slap. 

Arti Kata "Kacapi" dalam bahasa Sunda adalah alat musik yang dipetik ciri khas musik Sunda di Tatar Parahyangan. Kacapi Indung (dulu disebut kacapi Pantun atau kacapi parahu) adalah karya budaya lama yang awalnya digunakan dalam pantun Sunda, yang dapat diperkirakan sudah lahir sebelum abad ke-15 Masehi. 

Hingga saat ini belum ada yang mencoba menggali nilai-nilai yang tersembunyi dibalik nilai kacapi Indung tersebut, baik dari segi wujud dan bentuk Kacapi indung itu sendiri maupun dari segi simbol-simbol yang terkait dengan peranan musikalitasnya. Bentuk kacapi Indung yang berupa Parahu memberi makna pada arti Parahyangan.

Di Daerah gunung ini ada situs makam keramat Gunung Kacapi, yang termasuk karuhunnya masyarakat di daerah Bojong Jati.

Ada beberapa katerangan yang saya baca keturunan ti Pangeran Santri + Ratu Inten Dewata (Ratu Satyasih), yang keturunannya jadi penghuni di Bojongjati, diantaranya : 
1. Keturunan dari Nyimas Bajoen yang menurunkan di Hariang Buah Dua sareng Bojongjati.  (Penj. Nyimas Bajoen salah sawios putrana Pangeran Rangga Gede anu pupus dina Peristiwa Palagan Tegalkalong). Nyimas Bajoen Generasi 3 dari pangeran Santri dan Ratu Setyasih (Ratu Inten Dewata)

2. Raden Wangsa Suta  yang menurunkan ke Bojongjati dan ke Hariang Buahdua. (Rd. Wangsa Suta salah sawios putrana Rd. Bagus Weruh (Rangga Gempol 2).  1)

3. Keturunan Rd. Kandaruan Soemadipradja (Wadana Afdeling CiakarDahulu) yang beristerikan NR. Nari Koesoemah  (NM. Narikoesoemah, Nyai Marikoesoemah), putranya Kiayi Mu'daim. 2).

NR. Narikoesoemah adalah generasi ke 8 dari pangeran Santri dan Ratu Setyasih (Ratu Inten Dewata)

Dalam Buku Descendants of Pangeran Santri oge tertulis benerapa keturunan dari Pangeran Santri yang  merger dengan trah Bojongjati, diantaranya :
1. Kiayi Anggatanoe, merger trah Pangeran Santri dan trah Bojongjati, berputra :
- Mas Masangtjitra 

2. NR. Nalawangsa x Rd. Ngb. Natawangsa I, merger trah Pangeran Santri dan trah Bojongjati, berputra :
- Rd. Ngb. Natawangsa II
- Mas Kartasara 
- Mas Koean Bagoes 
- NM. Abdoel Bakin 

3. Mas Masangtjitra, merger trah Pangeran Santri dan trah Bojongjati, berputra :
- Kiyai Saca Diwangsa.

4. Dlm. Tjengkok, merger trah Pangeran Santri dan trah Bojongjati, berputra :
- NM. Ratnawati 

5. Rd. Ngb. Natawangsa II (Mas Ngabehi Nalawangsa II, 1528), merger trah Pangeran Santri dan trah Bojongjati, berputra :
- Rd. Ngb. Tjandra Joeda I

7. Mas Kartasara, merger trah Pangeran Santri dan trah Bojongjati, berputra :

8. NM. Abdoel Bakin, merger trah Pangeran Santri dan trah Bojongjati, berputra :
- Mas Nitipradja 

9. NM. Poera x Mas Naya Di Wangsa putrana Kiyahi Saca Di Wangsa, merger trah Pangeran Santri dan trah Bojongjati, berputra :
- Mas Dipa Tjandra 
- Mas Obol 
- Kiai Najadipa 

10.  NR. Narinata x  Rd. Ngb. Tjandra Joeda II, (Makam Lebak, Bojongjati, Sumedang), merger trah Pangeran Santri dan trah Bojongjati, berputra :
- NM. Bemanata 
- NM. Loejanata 
- NM. Ronimodja 
- Mas Ngb. Dirajoeda 
dstna...

Keturunan generasi berikutnya banyak tersebar Sumedang dan juga diluar Sumedang, baik yang terdata maupun yang terdata (yang terdata dapat dilihat di data Descendants of Pangeran Santri Koesoemadinata I)


  • Gunung Kacapi kuncennya adalah Bapak Emud, dusun Bojongjati RT 02/RW 04. 
  • Makam Pasir Peda, kuncenya adalah Bapa Undang (Wa Ube), dusun Bojongjati RT 02/ RW 04
Sumber :
1. Layang Darmaraja
2. catetan Rd. H. Oemar Soemawisastra

Posting Komentar

0 Komentar